KUWAIT – Pemerintah Kuwait mendukung koalisi Amerika Serikat (AS) untuk membasmi kelompok militan ISIS. Menurut pihak Kuwait, apa yang dilakukan ISIS tersebut tidak mewakili Islam.
Pemerintah Kuwait memberikan izin kepada pesawat Kanada untuk menggunakan pangkalan militer milik mereka. Namun, negara yang terletak di pesisir Teluk Persia, Timur Tengah, tersebut tidak akan terlibat dengan mengirimkan pesawat jet untuk menggempur ISIS.
Kebanyakan warga mendukung keputusan Pemerintah kuwait itu. “Militer Kuwait tidak dapat melakukannya. Biarkan hanya negara Barat,” ungkap salah satu warga kepada CTV, Jumat (7/11/2014). Kendati jarak Kuwait dengan Irak cukup dekat, warga merasa masih aman untuk tinggal di negara kecil mereka tersebut. Meski demikian, pihak keamanan akan membuat gerakan ekstremis tersebut untuk jauh dari Masjid Kuwait. Sementara itu, Abo Kareem, salah satu pengurus Grand Mosque di Kuwait, mengatakan bahwa ISIS sama sekali tidak mewakili Islam.
“ISIS mengatasnamakan Islam agar bisa melakukan apapun sesuai keinginan kelompok itu dan mereka mengatakan: ‘Kami membela Islam’,” kata Kareem. Kanada memang ikut memberantas ISIS dengan mengirim enam pesawat tempur jenis CF-18, dua pesawat mata-mata jenis CP140, jet C-150, dan 600 personel untuk misi anti-ISIS. Pada Minggu 2 November 2014, pesawat tempur milik Kanada jenis CF-18 melakukan serangan pertama dengan menghancurkan perlengkapan mesin dan konstruksi yang digunakan untuk mengalihkan aliran Sungai Efrat di Irak. Pesawat tempur Kanada berkomitmen akan melanjutkan misi selama enam bulan.

